Category: True


Profesional


Apa sih arti dari kata profesional? Kata profesional terdengar tidak asing bagi kita, tapi apakah arti dari kata profesional juga tidak asing bagi kita? Berapa banyak dari kita yang sebagai pekerja yang sudah menjadi pekerja profesional?

Waktu saya kecil, saya berpikir bahwa pekerja profesional adalah orang yang bekerja menggunakan jas dan berdasi. Ketika saya remaja saya berpikir profesional adalah orang-orang yang kerja di kantoran dan berpakaian rapih. Awal saya bekerja saya berpikir profesional adalah orang-orang yang bekerja di perusahaan-perusahan besar dan go public.

Baru beberapa waktu belakangan ini saya menyadari apa arti kata profesional itu sebenarnya, dan ini menurut dari kaca mata saya saat ini, tapi ini lebih masuk akal dari pada pemikiran-pemikiran saya sebelumannya. Profesional bukan dari jas dan dasi, profesional bukan dari kantor sebagai tempat kerja, profesional bukan dari perusahaan tempat bekerja. Semua yang di atas adalah hanya fisik belaka. Profesional berasal dari dalam diri kita sendiri. Profesional bukanlah hanya melakukan kewajiban untuk mendapatkan gaji, reward, upah, bayaran atau apa pun itu, tapi profesional adalah bagaimana anda memikul tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada anda dari orang yang membayar anda, entah itu boss anda, customer anda atau client anda. Profesional itu tidak mengenal waktu 8 pagi sampai 5 sore, tapi profesional adalah menyelesaikan tanggung jawab yang dipercayakan kepada anda tepat pada waktunya. Menurut saya seorang pengantar pizza yang lulusan SD mengatar pizza tepat waktu lebih profesional dari pada seorang pekerja kantoran dengan titel S1 yang sering menunda pekerjaannya.

Demikian pendapat saya mengenai profesional, semoga dapat menginspirasikan teman-teman yang profesional. May GOD always bless you my friends.

Original by Alexandro

 

Menjadi Seperti Dirimu


Idol atau idola adalah sosok yang kita kagumi atau kita sukai, terkadang kita berharap memiliki kehidupan seperti mereka, kita berharap kita adalah mereka, meski kita tahu itu tidak mungkin, tapi kita mengharapkan paling tidak mendekati. Kenapa saya katakan tidak mungkin, sebab TUHAN itu maha besar, maha pencipta, maha segala-galanya. DIA menciptakanmu begtu unik, begitu sepesial yang tidak dimiliki oleh satu pun ciptaanNYA yang lain. Anda adalah salah satu yang paling disukai dan paling dikasihiNYA.  Kenapa kita berharap seperti orang lain bila banyak orang yang berharap seperti kita? Kenapa kita ingin menjadi orang lain bila kita begitu sempurna diciptakan olehNYA? Mengidolakan seseorang tidak salah, yang salah adalah bila anda tidak mensyukuri apa telah diberika kepada anda. Dengan anda mengharapkan diri anda menjadi orang lain, secara tidak langsung anda sudah tidak mensyukuri apa yang diberikan kepada anda dan ada perasaan iri dalam hati anda. Saya pribadi juga memiliki idola, anda mungkin sudah dapat menebaknya, tapi saya hanya mengambil sesuatu yang baik darinya dan tidak pernah berharap saya adalah dia. Saya sangat bersyukur dengan apa yang diberikan kepada saya. Saya memiliki keluarga yang baik, istri yang baik, pekerjaan yang baik dan lain-lainya. Saya tidak tahu apakah idola saya itu memiliki apa yang saya miliki, saya berharap demikian, tapi seperti salah satu lirik lagu idola saya yang bunyinya kira-kira seperti ini,” Wo te lu pu se ni te lu, wo te khu pu se ni te khu. Mei ke jen teu yu chien cai te neng li.” yang artinya,” Jalanku bukanlah jalanmu, deritaku bukanlah deritamu. Setiap orang mempunyai kemampuan yang berpotensi.” Jadi tiap orang punya masalah dan kesulitan masing-masing, tapi setiap orang sudah diberikan TUHAN kemempuan untuk mengatasi persoalan dan permasalahannya sendiri.

Maka jadilah seperti dirimu jangan menjadi seperti orang lain sebab setiap orang adalah no 1. Saya adalah yang terbaik buat diri saya  sendiri. Bagaimana dengan anda?

Berpisah Dengan Sahabat


Kemarin tanggal 3 Desember 2010 adalah hari terakhirku berkarir di Astel, aku akan memulai karir di  Visionet anak perusahaan dari Multipolar group Lippo. Di hari terakhirku di Astel aku menggunakannya untuk mengungkapkan rasa terima kasihku pada orang-orang yang berjasa kepadaku selama aku berkarir di Astel. Aku pun mendapat support yang luar biasa dari sahabat-sahabatku, entah berapa banyak kata sukses yang sudah kudengar di hari itu. Hari itu perasaanku rasanya bercampur aduk, rasa senang dan sedih menghampiri bersamaan. Aku senang karena akhirnya aku dapat berkarir seperti yang ku mau menjadi sales di tempat yang sudah go public lagi, di sisi lain aku sangat sedih  berpisah dengan teman-teman yang sudah kuanggap seperti saudaraku sendiri, Suharjo, Hartanto, Hendi, Kusuma, Desi, Freby, Herman, dan masih banyak lagi.

But live must goes on, aku akan berjuang untuk menjadi yang lebih baik dari pada yang sekarang agar kalian teman-temanku tidak malu mengakui aku bila kita berjumpa lagi nanti, selamat tinggal teman-temanku, sahabatku, kita akan berjumpa lagi